Dan sekarang saya akan membahas tentang sunnatullah. Sebelum saya membahas panjang lebar tentang sunnatullah sebaiknya kita harus mengetahui apa itu sunnatullah. Sunnatullah adalah peraturan, sistem dan ketentuan Allah untuk hamba-hambanya didunia ini yang bernyawa atau yang tidak bernyawa, dan adanya sistem ini untuk dipatuhi oleh sesama makhluk lain.Masing-masing makhluk mesti mengikut sistem yang dikhususkan untuknya, Kalau diikut sistem dan peraturan ini maka hamba atau makhluk itu akan selamat. Kalau tidak diikut, makhluk atau hamba itu akan binasa. Allah melaksanakan ketetapan-Nya sejak zaman azali , yang terlaksana di alam semesta sampai akhir nanti Sunnah atau ketetapan Allah yang dalam bahasa akademis disebut hukum alam
antara lain :
- Selalu ada dua kondisi saling ekstrem (surga-neraka, benar-salah, baik-buruk)
- Selalu terjadi pergantian dan perubahan antara dua kondisi yang saling berbeda.
- Segala sesuatu diciptakan berpasangan .
- Perubahan, penciptaan maupun penghancuran selalu melewati proses.
- Alam diciptakan dengan keteraturan dan dalam keadaan seimbang.
- Alam diciptakan terus berkembang.
- Setiap terjadi kerusakan di alam manusia, Allah mengutus seorang utusan untuk memberi peringatan atau memperbaiki kerusakan tersebut.
Dan setelah itu saya akan membahas tentang proses keimanan Proses Keimanan. Dan proses keimanan itu tidak selalu harus ada pembuktian. Di dalam proses keimanan ini ada yang namanya Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin, dan Haqqul Yaqin.
Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin, Haqqul Yaqin adalah tahapan dalam pendirian seseorang dalam pandangan Musyahadahnya (penyaksiannya) kepada Allah Swt.
Di dalam Ilmul Yaqin segala pengetahuan ilmu telah diliputi dengan Ilmu Allah sehingga apapun amaliah maupun ubudiyah itu semua menunjukkan dari pada lautan Ilmu Allah Ta’ala.
Jadi Ilmu al yaqin itu adalah keyakinan akan keberadaan Allah swt berdasar ilmu pengetahuan tentang sebab akibat atau melalui hukum kausalita, seperti keyakinan dari para ahli ilmu kalam. Misalnya apa saja yang ada di alam semesta ini adalah sebagai akibat dari sebab yang telah ada sebelumnya. Sedangkan sebab yang telah ada sebelumnya yang juga merupakan akibat dari sebab yang sebelumnya lagi, sehingga sampai pada satu sebab yang tidak diakibatkan oleh sesuatu sebab, yang disebabkan penyebab pertama atau causa prima. Dan itulah Tuhan.
Di dalam Ainul Yaqin, tatkala seseorang ‘arifiin’ telah melihat sesuatu amalaiah dan ubudiyah diliputi oleh Ilmu Allah kemudian ia menyaksikan bahwa di dalam gerak dan diam (lelaku) itu adalah saksi Hidupnya Allah Ta’ala yang menunjukkan adanya Allah Ta’ala sebagai tujuan hidupnya.
Jadi maksud dari Ainul yaqin adalah Keyakinan yang dialami oleh orang yang telah melewati tahap pertama, yaitu ilmu al yaqin, sehingga setiap kali dia melihat sesuatu kejadian, tanpa melalui proses sebab akibat lagi dia langsung meyakini akan wujud Allah; sebagaimana ucapan:
Sayyidina Abu Bakar As Siddiq ra.:
مَا رَأَيْتُ شَيْئًا إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ فِيْهِ
“Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah pada sesuatu tersebut”
Ucapan Sayyidina Umar bin Khattab ra.:
مَا رَأَيْتُ شَيْئً إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ قَبْلَهُ
“Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah sebelumnya”
Ucapan Sayyidina Usman bin Affan ra.:
مَا رَأَيْتُ شَيْئًا إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ بَعْدَهُ .
“Tiadalah aku melihat sesuatu, keculai aku melihat Allah sesudahnya“.
Ucapan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra.:
مَا رَأَيْتُ شَيْئًا إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ مَعَهُ
“Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah beserta sesuatu tersebut“.
Haqqul Yaqin, adalah kemantapan dalam pendirian yang kokoh setelah ia mengetahui kemudian ia melihat dengan penyaksian lalu kemudian tertanam sedalam2nya pada dirinya bahwa : “SEGALA SESUATU APAPUN YANG TERLIHAT, TIDAK ADA YANG ADA MELAINKAN ILMU ALLAH TA’ALA, SEGALA SESUATU APAPUN YANG TERDENGAR TIDAK ADA YANG ADA MELAINKAN KALAM ALLAH TA’ALA, DAN TIDAK ADA YANG TERASA MAUPUN DIRASAKAN MELAINKAN SIRRULLAH (ZATULLAH)”.
Penjelasan makna Haqqul yaqin bisa dimaksudkan keyakinan yang dimiliki oleh orang yang telah menyadari bahwa alam semesta ini pada hakekatnya adalah bayangan dari Penciptanya, sehingga dia dapat merasakan wujud yang sejati itu hanyalah Allah, sedangkan lainnya hanyalah bukti dari wujud yang sejati tersebut, yaitu Allah swt.
Setelah semua perjalanan dan tahapan itu misra/meresap pada diri, maka Allah akan JAZBAH dirinya sehingga sampailah ia pada maqom “KAMALUL YAQIN.
Daftar Pustaka:
http://kehidupan-disekitarkita.blogspot.co.id/2011/12/tentang-hukum-alam-sunnatullah.html?m=1http://rochmahagustine.blogspot.co.id/2014/03/proses-kegiatan-ilmiah-atau-tahapan.html?m=1
https://www.google.com/search?hl=en-US&ie=UTF-8&source=android-browser&q=apa+itu+ilmul+yaqin%2C#xxri=0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar